Bagaimana Fiqh (Aturan) Aqiqah/ Amalan Pasca Kelahiran Anak?

Mungkin kebanyakan dari Anda ingin bertanya tentang aturan Islam terkait dengan persalinan, Sejauh yang saya tahu setelah 7 hari, kita perlu melakukan Aqiqah dan menghilangkan rambut dari kepala anak. Apakah ada referensi untuk praktik pasca melahirkan ini?

Aqiqah mengacu pada penyembelihan hewan setelah melahirkan sebagai penghargaan kepada Yang Mahakuasa atas berkah anak.

Melalui prosedur aqiqah, Allah melindungi anak dari bencana. Jika anak meninggal di masa kanak-kanak, anak akan menjadi syafaat untuk orang tua. Dengan melakukan aqiqah, orang tua memenuhi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.

Dengan setiap anak, ada aqiqah. Pemotongan atas nama anak, karena memang ini akan menjadi sarana untuk menghilangkan banyak kerugian darinya.

Beberapa praktik yang berkaitan dengan aqiqah yang ditemukan dalam teks sumber disebutkan di bawah ini.

• Penyembelihan aqiqah dilakukan pada hari ketujuh setelah melahirkan. (Musnad Ahmad)
• Dua kambing harus disembelih saat kelahiran anak laki-laki dan satu kambing untuk anak perempuan. (Sunan Abu Daud)
• Rambut dicukur pada hari ketujuh. (Tirmidzi)
• adaqah (sedekah) emas atau perak (atau nilainya) diberikan kepada fakir miskin, seberat rambut yang dicukur. (Musnad Ahmad)
• Saffron dioleskan di kepala anak setelah rambutnya dicukur. (Sunan Abu Daud)
• Anak itu diberi nama pada hari ketujuh (Musnad Aḥmad)

Anda harus mengetahui hukum aqiqah yang tertunda jika Anda mengalami halangan untuk melakukan acara aqiqah.

Beberapa ahli hukum Islam telah menunjukkan bahwa jika aqiqah tidak dilakukan pada hari ketujuh, maka harus dilakukan pada tanggal 14, 21 atau 28 dst. (artinya hari ketujuh). Daging aqiqah tersebut dapat dikonsumsi oleh orang tua, keluarga, kerabat, sahabat, orang kaya, orang miskin, muslim maupun non muslim, Anda juga dapat membaca status haqiqah menurut sunnah untuk lebih lengkapnya.